Fungsi Manajemen
perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian - Belajar di Internet
Ilmu Teori Ekonomi Manajemen
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang
terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang
banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi
pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi
pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi
staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis
diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan
hasil manajemen yang maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian
masing-masing fungsi manajemen - POLC :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti
dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya
manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan
kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar
yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan.
Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir,
apa yang menjadi keputusan starategik yang ditetapkan, maka mau tidak harus
mengikuti atas perubahan lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan
untuk hidup dan bertahan dalam abad 21, oleh karena itu, organisasi sebagai
alat dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut
dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya
dikontrol.
Hal itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang
lebih tua. Bayi itu sangat fleksibel dan dapat memasukkan jari kakinya kedalam
mulutnya, namun gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan
meningkatnya usia kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan
sifatnya yang dapat dikontrol.
Jadi ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan
menjadi tua seolah-olah perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut
tua, sedangkan perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti
organisasi itu dapat berubah dengan relative mudah, tua berarti adanya perilaku
yang dikontrol namun tidak fleksibel.
Oleh karena itu, suatu organisasi dalam abad 21, haruslah
dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol,
maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap ini dinamakan
PRIMA dalam daur hidup organisasi. Organisasi dalam keadaan PRIMA, benar-benar
diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar,
teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan.
Bertolak dari pemikiran bahwa kunci organisasi yang mampu
mendukung daur hidup organisasi kedalam posisi PRIMA yang mampu diremajakan
secara berkelanjutan terletak pada faktor fleksibilitas dan kontrol, oleh
karena itu pemilihan model struktur organisasi sangat menentukan.
Dalam pemilihan, walaupun suatu model struktur dibangun atas
dasar prinsip-prinsip yang telah dipahami, menyangkut hal-hal yang terkait
dengan 1) pembagian tugas ; 2) pendelegasian wewenang ; 3) disiplin ; 4)
kesatuan perintah ; 5) Kesatuan arah ; 6) Rentangan pengawasan ; 7) Koordinasi
; 8) Jenjang organisasi ; 9) Sentralisasi ; 10) Inisiatif ; 11) Budaya.
KEEFEKTIFAN DAN PENDEKATAN
Untuk menerapkan pokok pikiran yang diungkapkan diatas, maka
dijelaskan secara singkat yang terkait dengan :
Keefektifan organisasi :
Tidak ada satu difinisipun yang dapat merumuskan untuk
mengungkapkan yang dimaksud dengan keefektifan organisasi. Oleh karena itu
dalam teori organisasi memberikan jawaban lain terhadap pertanyaan “apa yang
membuat organisasi effektif ?” Jawabannya adalah struktur organisasi yang tepat
dimana didalamnya termasuk bahwa cara kita menempatkan orang serta pekerjaannya
dan menetapkan peran serta hubungan mereka.
Bertolak dari pikiran diatas, maka keefektifan organisasi
akan didukung oleh kekuatan kebiasaan pikiran yang terkait dengan 1) Organisasi
digerakkan oleh manusia dalam melaksanakan pekerjaan sejalan dengan sasaran dan
rencana ; 2) Bentuk mengikuti fungsi ; 3) Keputusan dibuat dekat sumber
informasi ; 4) Sistem penghargaan ; 5) Komunikasi horizontal dan vertical ; 6)
Menghindari konflik individu dan atau kelompok ; 7) Membangun organisasi system
terbuka ; 8) Organisasi berintraksi dengan lingkungan ; 9) Ada nilai
kebersamaan yang didukung strategi manajemen ; 10) Kekuatan dalam umpan balik
untuk individu dan kelompok sehingga mampu mendorong belajar.
Pendekatan organisasi :
Keyakinan bahwa keefektifan organisasi tidak dapat
dirumuskan karena ada perbedaan pandangan, oleh karena itu, maka pemahamannya
melalui suatu pendekatan yang sering diungkapkan dengan apa yang disebut :
1) Pendekatan pencapaian tujuan,
menyatakan bahwa keefektifan sebuah organisasi harus dinilai dengan pencapaian
tujuan ketimbang caranya.
2) Pendekatan sistim, bahwa
organisasi terdiri sub bagian yang saling berhubungan, oleh karena itu dinilai
berdasarkan kemampuannya untuk dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan.
3) Pendekatan stakeholders,
dikatakan efektif apabila dapat memenuhi bagi pemilik adalah laba atau
investasi, pertumbuhan penghasilan ; pegawai adalah kompensasi, tnjangan
tambahan, kepuasaan pada kondisi kerja ; pelanggan adalah kepuasan terhadap
harga, kualitas, pelayanan ; kreditur adalah kemampuan untuk membayar hutang.
4) Pendekatan nilai-nilai
bersaing, bertitik tolak dengan assumsi terdapat apa yang disebut dengan
fleksibilitas (mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ; perolehan sumber
(mampu meningkatkan dukungan dari luar dan memperluas jumlah tenaga kerja) ;
perencanaan (tujuan jelas dan dipahami dengan benar) ; produktifitas (volume
keluaran tinggi, rasio keluaran terhadap masukan tinggi) ; Ketersediaan
informasi (saluran komunikasi membantu pemberian informasi kepada orang
mengenai hal-hal yang mempengaruhi pekerjaan mereka) ; stabilitas (perasaan
tenteram, kontinuitas, kegiatan berfungsi secara lancar) ; Tempat kerja yang
kondusif (pegawai mempercayai, menghormati serta bekerja sama dengan yang lain)
; tenaga kerja terampil (pegawai memperoleh pelatihan, mempunyai keterampilan
dan berkapasitas untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik)
ILMU ORGANISASI DAN FAKTOR PENENTU
Ilmu organisasi yang menjelaskan mengenai organisasi
yang mengungkapkan macam, bentuk dan tipe organisasi dapat anda pelajari dari
beberapa penulis yang banyak dapat kita ketemukan dan dipergunakan sebagai
informasi.
Dalam praktek yang perlu kita pahami adalah tiap teori dan
dalam praktek tidak menjamin pilihan atas satu model yang tidak siap
mengungkapkan dampak pengaruh perubahan yang rumit dan komplek sehingga
prinsip-prinsip organisasi tidak dapat dijalankan secara konsisten karena
ketidak mampuan memecahkan hal-hal yang terkait dengan kepentingan individu,
kelompok dan organisasi.
Dalam praktek, menurut bentuk yang banyak diterapkan, apa
yang disebut dengan 1) Organisasi staff ; 2) Organisasi garis ; 3) Organisasi fungsional
; 4) Organisasi staff dan garis ; 5) Organisasi garis dan fungsional ; 6)
Organisasi fungsional dan staff ; 7) Organisasi garis, fungsional dan staff ;
8) Organisasi panitia.
Dari pengalaman juga memberikan gambaran bahwa bentuk
organisasi tersebut diatas yang bersifat abstrak dan menjadi konkrit digerakkan
oleh manusia tidak mampu menjamin dalam menyesuaikan dengan tuntutan perubahan.
Kekuatan kebiasaan pikiran dalam mendorong tuntutan
perubahan akan sjalan dengan kemampuan untuk memahami atas dimensi sebagai
komponen dari struktur organisasi yang dapat diibaratkan sebuah kursi yang
berkaki tiga dimana tanpa satu kaki, maka ia tidak berfungsi. Dalam hal ini
dipahami apa yang disebut dengan :
Pertama, disebut dengan Kompleksitas :
Merujuk kepada tingkat diferensiasi yang terdapat dalam
organisasi, maka terdapat tiga bentuk dengan karekteristik, apa yang disebut
dengan:
Pertama adalah Horizontal yang menunjukkan adanya
diferensiasi dari unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari
tugas yang dilaksanakannya serta tingkat pendidikan dan pelatihannya ;
Kedua adalah Vertical, merujuk kepada kedalam organisasi,
berarti menunjukkan banyak atau sedikitnya tingkatan, jumlah tingkatan
ditentang olh rentang kendali ;
Ketiga adalah Spasial merujuk pada tingkat sejauh mana
lokasi berdasarkan geografis.
Kedua, disebut dengan Formalisasi :
Merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan dalam organisasi
distandarisasi dalam bentuk peraturan, proseur, instruksi dan komunikasi
tertulis, itu berarti seluruh aktivitas dituangkan dalam manual organisasi
administrasi seperti manual akuntansi, personalia,, pemasaran, pembelian.
Ketiga, disebut dengan Sentralisasi :
Sentralisasi dinyatakan sebagai tingkat sejah mana kekuasaan
formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada
individu, unit atau suatu tingkat.
Tingkat kontrol yang dipunyai seseorang dalam seluruh proses
keputusan melalui langkah-langkah sebagai brikut 1) Mengumpul informasi sebagai
dasar pengambilan keutusan ; 2) Memproses dan menginterprestasikan informasi
sebagai dasar saran yang akan disampaikan ; 3) Membuat pilihan mengenai apa
yang hendak dilakukan ; 4) Memberikan wewenang kepada orang lain mengenai apa
yang hendak dilaksanakan ; 5) Melaksanakannya.
Bila tingkat kontrol dapat dilakukan dengan cermat, maka
kemungkinan proses pengambilan keputusan akan disentralisasikan. Ini berarti
memberikan tanggapan yang cepat terhadap informasi yang baru, masukan yang
lebih banyak, memotivasi para manajer untuk terlibat dalam pengambilan
kputusan.
Oleh karena itu, kebutuhan organisasi yang mampu membangun
satu kekuatan yang mendorong daya kemauan setiap pemain dalam semua peran agar
mampu memupuk kebiasaan kekuatan pikiran kedalam kebiasaan yang produktif,
sehingga setiap pemain peran akan selalu siap menghadapi dari setiap perubahan.
Jadi pada organisasi dalam skala kecil, menengah dan besar
haruslah bermula dengan satu pemikiran dengan melihat masa lalu, masa kini dan
juga dengan suatu pemikiran jauh melihat kedepan bahwa pemilihan yang terkait
dengan macam, bentuk dan tipe organisasi menjadi suatu keputusan yang bersifat
strategik, sehingga perlu mendalami hal-hal penentu yang terkait dalam
membangun struktur yang bersifat fleksibel dan mudah dikontrol yaitu yang
terkait dengan apa yang disebut strategi, besaran organisasi, teknologi,
lingkungan dan pengendalian kekuasaan.
Strategi :
Menentukan struktur bertitik tolak dari keputusan strategic
dan oleh karena itu ia merupakan determine yang dominant karena ia memberikan
gambaran persfektif dengan arah jangka panjang dan memberikan arah posisi
kedalam jangka menengah.
Besaran organisasi :
Besaran organisasi merujuk kepada variable dan jumlah total
pegawai, karena manusia serta intrasaksinyalah yang terstruktur sehingga mereka
harus dihubungkan dengan struktur.
Teknologi :
Tekologi merujuk kepada informasi, peralatan, teknik dan
proses yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Lingkungan :
Ketidakpastian lingkungan yang dihadapi oleh berbagai macam
organisasi, maka rancangan structural dapat dipergunakan sebagai alat dalam
menghadapi tantangan atas lingkungan.
Pengendalian kekuasaan :
Bahwa sebuah struktur organisasi kapanpun adalah merupakan
hasil pilihan oleh mereka yang memiliki kekuasaan sampai tingkat maksimum
tertentu akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan control mereka.
Oleh karena itu, dalam melaksanakan pemikiran diatas,
diperlukan pemikiran sebagai langkah penggerak dari kekuatan kebiasaan pikiran
bahwa apa yang diungkapkan dibawah ini merupakan pemikiran dalam merancang
suatu struktur formal sebagai langkah-langkah dalam menggerakkan kekuatan
pikiran sebagai pendorong sebagai berikut :
Pondasi meletakkan bagaimana fungsi-fungsi organisasi :
1) Pondasi dalam meletakkan
bagaimana fungsi-fungsi organisasi. Dalam hal ini yang perlu mendapatkan
perhatian mengenai mekanisme koordinasi yang disebut dengan mutual adjustment,
direct supervision, standardization of work processes, standardization of
outputs, standardization of skills.
2) Merumuskan bagian-bagian dasar
dalam organisasi kedalam apa yang disebut the operating core (para pegawai yang
melaksanakan pekerjaan dasar yang berhungan dengan produki dari produk dan
jasa), the strategic apex (manajer tingkat puncak, yang diberi tanggung jawab
keseluruhan untuk organisasi itu), the technostructure (para analis yang
mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam
organisasi), the support staff (orang-orang yang mengisi unit staf yang
memberikan jasa pendukung tidak langsung kepada organisasi)
3) Merumuskan organisasi sebagai
suatu sistem alur, apa yang disebut dengan organisasi sebagai suatu sistim
kekuasaan formal, organisasi sebagai sistim alur pengaturan, organisasi sebagai
suatu sistim komunikasi informal, organisasi sebagai suatu sistim konstilasi
kerja, organisasi sebagai sistim adhoc proses keputusan.
Analisis faktor-faktor kontengensi :
Struktur organisasi yang effektif akan menunjukkan hubungan
antara struktur dengan prestasi berdasarkan hasil studi-studi yang menyimpulkan
dalam dua hiphotesa yaitu pertama hiphotesa keharmonisan artinya struktur yang
effektif memecahkan suatu hubungan yang baik antara faktor-faktor kontingensi
dan rancangan parameter-parameter atau dengan kata lain keberhasilan mendasain
organisasi dimana strukturnya sesuai dengan situasinya. Kedua apa yang disebut
dengan hiphotesa konfigurasi artinya struktur yang effektif memerlukan
konsisten internal diantara rancangan parametr-parameter.
Alur dari situasi ke struktur dan dari faktor kontengensi ke
rancangan parameter, maka dismpulkan variable-variabel independent,
intermediate dan dependent dengan ulasan sebagai berikut :
Independent (contingency) variables mencakup :
1) Pengaruh umur dan ukuran kedalam apa yang
disebut dengan hiphotesa pertama organisasi yang lebih tua, lebih
diformalisasikan perilakunya ; kedua struktur merefleksi umur yang melahirkan
industri ; ketiga organisasi yang iversifikasi, kecenderungan tugasnya, lebih
diferensiasi unit-unitnya dan lebih dikembangkan komponen administrasinya ;
keempat, organisasi lebih besar, lebih besar size rata-rata unitnya ;
kelimaorganisasi yang lebih besar, lebih diformulasikan perilakunya.
2) Sistem teknis bahwa teknologi merupakan faktor
yang besar pengaruhnya dalam merancang struktur organisasi. Teknologi merujuk
kepada informasi, peralatan, teknik dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah
masukan menjadi keluaran.
3) Lingkungan, yang dimaksudkan disini adalah
segala sesuatu yang berada di luar organisasi bisa berbentuk barang-barang,
kondisi-kondisi atau pengaruh-pengaruh. Dimensi lingkungan dapat menunjukkan
dari keadaan stabil menjadi dinamik, dari sederhana menjadi komplek, dari
intergrasi menjadi diversifikasi, dari bersama menjadi berlawanan. Lebih lanjut
dapat dilukiskan bahwa pertama, lebih dinamik lingkungan, lebih organic
struktur ; kedua, lingkungan yang lebih komplek struktur lebih disentralisasi ;
ketiga, organisasi pasar yang lebih diversifikasi, kecenderungan lebih besar
dan ekstrim dalam lingkungannya mendorong tiap organisasi menjadi sentralisasi
strukturnya sementara ; kelima,disparitas dalam lingkungan endorong organisasi
menjadi disentralisasi secara seelektif menjadi konstilasi kerja yang
diverensiasi.
Jadi terdapat empat dasar lingkungan yang berhubungan dengan
organisasi akan menggambarkan bahwa 1) Komplek dan stabil menggambarkan
disentralis birokratik (standarisasi keterampilan) ; 2) Komplek dan dinamik
menggambarkan disentralis organic (penyesuaian bersama) ; 3) Sederhana dan
stabil menggambarkan sentral birokratik (standarisasi proses kerja) ; 4)
Sederhana dan dinaik menggambarkan sentral organic (supervise langsung).
4) Kekuasaan, dalam hal
ini dasar pemikiran bahwa merancang struktur harus memperhatikan kekuasan
kedalam pikiran sebagai penggerak dengan dasar pemikiran :
Pertama, control eksternal yang lebih besar dari organisasi,
strukturnya lebih sentralisasi dan diformulasikan. Sejalan dengan itu akan terdapat
dampak bahwa disatu sisi akan menunjukkan keterakitan antara keputusan yang
diambil oleh pimpinan puncak dengan tindakannya dan disisi lain menekankan
kejelasan perumusan standard mengenai hal tersebut (keputusan dan tindakan) ;
Kedua, kekuasaan memerlukan dari para anggota menciptakan
struktur sentralisasi yang tidak berlebihan. Sejalan dengan itu kepada anggota
untuk menjaga agar kekuasaan sejalan dengan tindakan yang harus dapat
dipertanggung jawabkannya.
Ketiga, struktur yang dapat dipertanggung jawabkan pada
suatu ketika kadang-kadang menunjukkan keadaan yang tidak memuaskan artinya
suatu struktur bisa saja diterima oleh satu pihak dan belum tentu bisa
diterima oleh pihak lainnya.
Konfigurasi Struktural :
Dengan memperhatikan fungsi-fungsi organisasi, analisis
disain parameter-parameter analisis faktor –faktor kontigensi, maka konfigurasi
structural yang pada umumnya dan banyak digunakan, apa yang disebut dengan 1)
Struktural sderhana ; 2) Birokrasi mesin ; 3) Birokrasi professional ; 4) Struktural
divisional ; 5) Adhocracy.
Struktur Sederhana :
Struktur ini dipergunakan pada permulaan dimana organisasi
masih kecil, berada pada lingkungan yang sederhana dan dinamis sehingga dapat
dikatakan memasuki tahap prmulaan perkembangan dan biasanya pemilik atau
pendiri ingin agar kekuasaan masih disentralisasi sehingga seluruh kekuasaan
dalam pengambilan keputusan atas seluruh tindakan berada dalam tangannya.
Birokrasi Mesin :
Ini menunjukkan organisasi menjadi besar tapi dengan
lingkungan yang sederhana dan stabil sehingga memperlihatkan teknologi yang
terdiri atas pekerjaan yang rutin dan distandarisasi, maka tidak heran
peraturan yang sangat diformalisasi, tugas dikelompokkan ke dalam
departemen-departemen fungsional, wewenang yang disntralisasi, pengambilan
keputusan yang mengkuti rantai komando dan sebuah struktur administrasi yang
rumit dengan perbedaan tajam antara aktivitas lini dan staf.
Birokrasi Profesional :
Birokrasi professional merupakan suatu truktur yang
memberikan kesempatan dalam organisasi untuk memanfaatkan tenaga pesialis yang
sangat terlatih bagi operating core-nya agar dapat meningkatkan effesiensi dan
standarisasi dengan desentralisasi. Jadi model ini sebenarnya merupakan
birokrasi mesin untuk organisasi dengan ukuran besar, lingkungan yan stabil dan
komplek dan teknologi rutin yang diinternalkan lewat profesionalisme.
Struktural Divisional :
Pada dasarnya banyak kesamaannya dengan birokrasi mesin,
dimana struktur dengan strateginya yang menekankan pada keanekaragaman dari
produk dan pasar sehingga divisi-divisi tersebut cenderung untuk diorganisasi k
dalam kelompok fungsional dengan pembagian kerja yang tinggi, formalisasi
yang tinggi dan wewenang yang disentralisasikan pada manajer divisi. Jadi
divisionalisasi hanya mungkin jika sistim teknis dari organisasi dapat
dipisahkan secara effesien kedalam segmen-segmen yang terpisah dengan lingkungan
tidak komplek dan tidak dinamis.
Adhocracy :
Struktur ini bercirikan diferensiasi horizontal yang tinggi,
diferensiasi vertical yang rendah, formalisasi yang rendah, desentralisasi,
fleksibilitas dan daya tanggap yang tinggi. Pilihan ini dipilih bila manajemen
menyadari bahwa strategi yang beraneka ragam, atau berisiko tinggi atau
teknologi itu tidak rutin dan lingkungannya dinamis serta komplek. Struktur ini
lebih menekankan dalam proses pengambilan keputusan yang didesentralisasi
sehingga bergantung pada tim yang terdri dari para professional.
Dapat disimpulkan perbedaan diantaranya dengan memperhatikan
disain parameter-parameter dan faktor kontengensi seprti yang diperlihatkan
dibawah ini :
PILIHAN, KEPUTUSAN DAN MODEL
Dengan memperhatikan pokok-pokok pikiran yang telah kita
ungkapkan pada bagian terdahulu, maka pilihan, keputusan dan model dari
pemahaman model struktur formal yang ada (organisasi staff, garis, fungsional,
staff dan garis, garis dan fungsional, fungsional dan staff,garis, fungsional dan
staff, panitia)dan banyak diterapkan dalam praktek memperlihatkan gambaran
keuntungan dan kelemahan dari masing-masing model struktur tersebut menjadi
kekuatan untuk mendalami dan memanfaati atas pengembangan dari struktur
addocracy yang dipahami, dihayati dan diamalkan menjadi suatu kenyataan yang
jarang dimanfaatkan dalam praktek.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka kenyataan gambaran
dari model struktur tersebut diterapkan tidak mampu mewujudkan kedalam kondisi
yang disebut dengan fleksibilitas dan mudah di kontrol, oleh karna itu
diperlukan pendalaman untuk merancang hubungan-hubungan yang bersifat lateral
dengan kelengkapan alat-alat untuk menyelesaikan kontak-kontak penghubung
diantara para individu, maka alat tersebut dapat dimasukkan kedalam struktur
formal dengan penjelasan sebagai berikut :
Alat-alat tersebut dapat dibentuk apa yang dinamakan
posisi-posisipenghubung, satuan tugas dan komite khusus, intergrasi para
manajer dan struktur matrix.
Posisi-posisi penghubung :
Posisi ini tidak memiliki kekuasaan formal tetapi komunikasi
yang dibentuknya dapat mempengaruhi atas unit satu ke unit lainnya sebagai
media komunikasi sehingga perlu diperhitungkan keberadaan kekuatan informalnya,
dan tidak jarang ia dapat melewati jalur vertical dalam mempertemukan
kepentingan antara dua unit. Posisi-posisi penghubung lainnya dapat pula
terjadi bergabung dalam kelompok-kelompok staf dan lini yang ada dalam suatu
struktur formal.
Satuan tugas dan komite khusus :
Satuan tugas dibentuk bukanlah bersifat permanen, ia
terbentuk merupakan satuan yang bertugas untuk menghadapi suatu pekerjaan yang
memerlukan penyelesaian mendesak, jadi sifatnya sementara pada struktur
fungsional yang dipergunakan. Sebaliknya komite khusus menggambarkan
pengelompokan interdepartemental yang sifatnya lebih permanen sebagai alat
penghubung karena secara reguler pertemuan yang diadakan lebih menekankan
diskusi yang menyangkut issu-issu kepentingan umum.
Intergrasi para manajer :
Terjadi bila banyak koordinasi berdasarkan penyesuaian
kebersamaan, maka diperlukan apa yang disebut intergrasi para manajer sebagai
alat penghubung dari bentuk yang sebelumnya telah diutrakan diatas. Walaupun
kekuatan formal yang ada pada intergrasi para manajer sebagai alat penghubung
dapat melewati mempengaruhi departemental yang berkaitan aspek proses keputusan
tidaklah berarti ia memiliki suatu kekuasaan formal.
Melaksanakan pekerjaan dari intergrasi para manajer bukanlah
sesuatu yang mudah, kesilitan yang utama menyangkut mempengaruhi perilaku
individual adalah sesuatu yang tidak berlandaskan kepada kekuasaan formal
karena itu, ia terlibat dalam proses keputusan tapi tidak dalam pngambilan
keputusan itu sendiri.
Struktur-struktur matrix :
Interdepedensi merupakan faktor yang sangat sulit
diselesaikan dari berbagai basis dasar dalam pengelompokan. Pemecahan masalah
tersebut dapat ditempuh dengan konsep struktur yang berjenjang, konsep struktur
staff dan lini dan terkait dengan konsep alat-alat penghubung. Diantara alat
penghubung yang telah diuraikan diatas, maka struktur matrix sebagai cara
yang lebih mendekati cara untuk menyelesaikan dari alat-alat penghubung yang
lainnya.
Struktur matrix merupakan pendekatan yang dapat
menghilangkan apa yang disebut dengan prinsip dari kesatuan komando yaiyu
dengan cara ini, maka masalah yang berkaitan dengan interdepedensi dapat
diselesaikan dengan menciptakan apa yang disebut dengan keseimbangan kekuatan
formal dimana melalui pembentukan struktur matrix yang dapat berbentuk permanen
dan atau berbentuk yang bergerak.
Bentuk permanen bila tingkat interdepedensi kurang lebih
stabil yang menunjukkan hasil dan apa yang dikerjakan unit dan orang yang
berada didalamnya. Sedangkan bentuk yang bergerak dipergunakan untuk kerja
proyek. Akhirnya bentuk struktur matrix, kelihatannya menjadi alat lebih
efektif untuk pengembangan aktivitas-aktivitas baru dan untuk koordinasi yang
komplek dengan tintingkat interdepedensi yang beragam.
Faktor faktor
Faktor kunci organisasi dalam strategi daur hidup
organisasi, bila dipandang dari sudut abstrak yang menggambarkan sebagai alat
untuk mewujudkan keputusan strategik dan menjadi sesuatu yang konkrit dengan
digerakkan oleh sumber daya manusia yang ada.
Pilihan dan keputusan yang harus mampu digerakkan oleh peran
kepemimpinan adalah mendorong untuk meningkatkan daya kemauan agar mampu setiap
pemain peran agar memiliki kemampuan untuk mengelola hal-hal yang terkait
dengan apa yang disebut dengan :
1) perubahan lingkungan ;
2) perubahan organisasi ;
3) perubahan yang diakibatkan adanya konflik ;
4) perubahan budaya organisasi ;
5) perubahan dalam evaluasi organisasi.
Dengan meningkatkan kemampuan mengelola hal-hal yang disebut
diatas berarti adanya daya kemauan peran kepemimpinan untuk mendorong dalam :
1) menghilhamkan kekuatan pikiran kedalam wawasan bersama ;
2) membentuk kebiasaan pikiran agar setiap pemain peran
berani membuat keputusan bertindak ;
3) menjadi penunjuk jalan ;
4) mendorong atas pemberdayaan kekuatan berpikir yang
metodis dan non-metodis
Struktur organisasi dalam posisi yang selalu prima dan
berkelanjutan sebagai keputusan yang strategik yang mampu mengamalkan hal-hal
yang disebut diatas kedalam model struktur yang mengkombinasikan struktur lini,
fungsional dan matrik sebagai perluasan pemikiran dari struktur adhocracy
seperti yang diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.
Faktor kunci organisasi dalam strategi daur hidup
organisasi, bila dipandang dari sudut abstrak yang menggambarkan sebagai alat
untuk mewujudkan keputusan strategik dan menjadi sesuatu yang konkrit dengan
digerakkan oleh sumber daya manusia yang ada.
Pilihan dan keputusan yang harus mampu digerakkan oleh peran kepemimpinan
adalah mendorong untuk meningkatkan daya kemauan agar mampu setiap pemain peran
agar memiliki kemampuan untuk mengelola hal-hal yang terkait dengan apa yang
disebut dengan :
1) perubahan lingkungan ;
2) perubahan organisasi ;
3) perubahan yang diakibatkan adanya konflik ;
4) perubahan budaya organisasi ;
5) perubahan dalam evaluasi organisasi.
Dengan meningkatkan kemampuan mengelola hal-hal yang disebut diatas berarti
adanya daya kemauan peran kepemimpinan untuk mendorong dalam :
1) menghilhamkan kekuatan pikiran kedalam wawasan bersama ;
2) membentuk kebiasaan pikiran agar setiap pemain peran berani membuat
keputusan bertindak ;
3) menjadi penunjuk jalan ;
4) mendorong atas pemberdayaan kekuatan berpikir yang metodis dan non-metodis
Struktur organisasi dalam posisi yang selalu prima dan berkelanjutan
sebagai keputusan yang strategik yang mampu mengamalkan hal-hal yang disebut
diatas kedalam model struktur yang mengkombinasikan struktur lini, fungsional
dan matrik sebagai perluasan pemikiran dari struktur adhocracy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar